jelajahhijau – Dalam kurun waktu dua hari terakhir, Kota Semarang dilanda rangkaian bencana alam berupa tanah ambles, tanah longsor, dan angin puting beliung. Meski intensitas cuaca ekstrem meningkat, dipastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Pemerintah kota bersama BPBD dan instansi terkait segera merespons agar dampak bisa diminimalkan dan warga terdampak mendapatkan bantuan yang diperlukan.
1. Angin Puting Beliung Terlebih Dahulu
Kejadian pertama terjadi pada hari Senin, ketika angin kencang disertai hujan deras menerjang kawasan Jalan Sedompyong 5, Kelurahan Kemijen, di bagian timur Semarang. Tiga rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan atap karena terpaan angin. Meskipun kerusakan bersifat ringan hingga sedang, kejadian ini menjadi sinyal bahwa cuaca ekstrem mulai mengancam permukiman.
2. Tanah Ambles di Kalipancur
Pada hari berikutnya, tepatnya Selasa sore, tanah ambles terjadi di Jalan Ringen Telu, Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan. Peristiwa ini dipicu hujan lebat yang terjadi terus-menerus sejak beberapa hari sebelumnya. Warga sempat panik melihat permukaan jalan atau tanah mendadak turun dan retak. Meskipun kerusakan signifikan terjadi pada jalan dan area sekitar, tidak ada laporan warga tertimbun atau cedera.
3. Longsor Menimpa Permukiman di Gisikdrono
Bersamaan dengan tanah ambles, peristiwa tanah longsor juga menimpa permukiman di Jalan Sri Rejeki Timur, Kelurahan Gisikdrono. Material longsor menghantam bagian dapur dan kamar rumah warga milik Ida, Sutono, dan Rahmat. Dua di antara rumah terdampak mengalami kerusakan di bagian dinding dan atap. Warga sempat dihimbau untuk segera evakuasi barang berharga agar tidak tertimpa material lebih lanjut.
4. Respons Cepat dan Koordinasi Penanganan
Begitu laporan bencana masuk, tim BPBD Kota Semarang bersama aparat lokal langsung turun ke lokasi untuk melakukan pendataan dan dokumentasi kerusakan. Pemerintah kota mengerahkan petugas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup, dan TNI/Polri lokal untuk membantu pembersihan material, perbaikan darurat jalan, serta pengamanan area rawan.
Pemerintah juga menegaskan pentingnya koordinasi antar lembaga dan perangkat di tingkat RT/RW, kelurahan, serta kecamatan agar penanganan berjalan cepat dan tepat sasaran.
5. Imbauan Waspada bagi Warga Semarang
Dengan rangkaian bencana tersebut, pemerintah kota mengimbau masyarakat tetap waspada, terutama di daerah rawan longsor, tepi sungai, dan perbukitan. Warga diminta segera melaporkan setiap retakan tanah, genangan yang mendalam, atau pohon yang miring kepada RT/RW atau posko BPBD agar langkah antisipasi dapat dilakukan lebih awal.
Peringatan juga dikeluarkan agar warga menahan diri melakukan aktivitas di luar ruangan saat hujan deras disertai angin kencang. Bila terjadi kerusakan rumah ringan, warga diimbau memperkuat bagian atap dan dinding sementara sebelum cuaca membaik.
