jelajahhijau.com Tambang emas sering kali identik dengan aktivitas yang meninggalkan bekas kerusakan lingkungan. Namun, paradigma itu perlahan mulai berubah. Di Banyuwangi, Jawa Timur, PT Bumi Suksesindo (BSI) berupaya membuktikan bahwa pertambangan bisa berjalan berdampingan dengan pelestarian alam.
Melalui program penghijauan dan reklamasi area tambang, perusahaan ini telah melakukan pemulihan lahan seluas puluhan hektar di kawasan Gunung Tumpang Pitu. Upaya tersebut bukan hanya memenuhi kewajiban regulasi, tetapi juga menunjukkan komitmen nyata terhadap prinsip tambang berkelanjutan.
Rehabilitasi Lahan Pasca-Tambang
Penghijauan di area tambang Gunung Tumpang Pitu dilakukan sebagai bagian dari tahapan reklamasi dan rehabilitasi lingkungan. Lahan bekas penambangan yang sebelumnya terbuka kini ditanami ribuan bibit pohon lokal, seperti sengon, mahoni, dan akasia.
Program ini bertujuan memulihkan fungsi ekologis tanah, memperbaiki struktur vegetasi, serta mengembalikan keanekaragaman hayati yang sempat berkurang akibat aktivitas tambang. Dalam prosesnya, BSI melibatkan tim ahli lingkungan, lembaga konservasi, dan masyarakat sekitar.
Perusahaan menyebut bahwa kegiatan penghijauan mencakup area lebih dari delapan puluh hektar, dengan sebagian besar telah kembali menjadi kawasan hijau. Dari udara, wilayah reklamasi kini terlihat berbeda — hijaunya pepohonan mulai menutupi bekas galian tambang, memberi tanda kehidupan baru di tanah yang dulu gersang.
Persemaian sebagai Pusat Regenerasi Alam
Di dalam kawasan tambang, BSI membangun persemaian tanaman sebagai sumber bibit untuk program penghijauan jangka panjang. Di lokasi ini, ribuan anakan pohon dirawat secara intensif sebelum dipindahkan ke area reklamasi.
Proses persemaian dilakukan dengan metode modern yang memperhatikan kualitas tanah, kelembapan, serta kesesuaian jenis tanaman dengan karakter lahan. Bibit yang digunakan berasal dari spesies lokal agar mampu beradaptasi dengan iklim serta mendukung ekosistem asli di sekitar Gunung Tumpang Pitu.
Setiap pohon yang ditanam dicatat dan dipantau secara berkala menggunakan sistem pemetaan digital. Data pertumbuhan tanaman, tingkat kelangsungan hidup, hingga kondisi tanah terus diperbarui untuk memastikan proses reklamasi berjalan optimal.
Pelibatan Masyarakat Sekitar
Salah satu aspek menarik dari program ini adalah partisipasi masyarakat lokal. Warga di sekitar area tambang diajak terlibat langsung dalam proses penghijauan, mulai dari persemaian hingga penanaman di lapangan.
Melalui kerja sama ini, masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga bagian dari solusi. Banyak warga kini memiliki pekerjaan tambahan sebagai tenaga penghijauan dan pemelihara lahan. Selain itu, mereka juga memperoleh pelatihan tentang cara merawat tanaman dan memahami pentingnya ekosistem hutan.
Pihak perusahaan berharap program ini dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap kawasan yang telah direhabilitasi. Ketika masyarakat ikut menjaga hasil penghijauan, maka keberlanjutan lingkungan bisa lebih terjamin dalam jangka panjang.
Praktik Tambang Berkelanjutan
Program reklamasi Gunung Tumpang Pitu sejalan dengan prinsip sustainable mining atau pertambangan berkelanjutan. Konsep ini menekankan keseimbangan antara eksploitasi sumber daya alam dengan tanggung jawab sosial dan ekologis.
Dalam praktiknya, tambang tidak hanya dilihat dari sisi produksi, tetapi juga bagaimana perusahaan mengelola dampak lingkungannya. Upaya seperti pengelolaan limbah, konservasi air, serta pengendalian erosi menjadi bagian penting dari sistem operasional.
BSI juga menerapkan kebijakan ketat untuk meminimalkan penggunaan bahan kimia berbahaya dan mengoptimalkan daur ulang air tambang. Semua proses dilakukan dengan pengawasan langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setempat.
Kunjungan Lapangan dan Transparansi Publik
Untuk memastikan keterbukaan informasi, perusahaan secara rutin mengadakan kegiatan Mine Tour yang melibatkan media, akademisi, serta lembaga pemerhati lingkungan. Dalam kegiatan tersebut, peserta diajak melihat langsung proses penambangan, pengelolaan limbah, dan area penghijauan.
Tujuannya sederhana: menunjukkan bahwa pertambangan bisa dijalankan dengan standar keberlanjutan yang tinggi. Transparansi ini juga menjadi cara membangun kepercayaan publik terhadap industri tambang yang selama ini kerap dipandang negatif.
Salah satu peserta kunjungan menyebut bahwa pemandangan di area reklamasi kini tampak berbeda jauh dari bayangan tambang konvensional. “Saya tidak menyangka area bekas tambang bisa kembali hijau seperti ini,” ujarnya usai meninjau lokasi persemaian.
Dampak Positif bagi Lingkungan dan Ekonomi
Kegiatan penghijauan di Gunung Tumpang Pitu tidak hanya mengembalikan fungsi ekosistem, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Lahan reklamasi sebagian dialihfungsikan menjadi area produktif seperti kebun tanaman keras dan lahan konservasi madu hutan.
Selain itu, keberadaan vegetasi baru membantu menahan laju erosi, menjaga kualitas air tanah, dan mengurangi potensi longsor di musim hujan. Secara jangka panjang, kondisi ini akan meningkatkan kualitas udara dan menciptakan iklim mikro yang lebih sejuk di wilayah sekitarnya.
Bagi warga, dampak positif lainnya adalah terbukanya lapangan kerja baru. Program penghijauan membutuhkan tenaga perawat tanaman, pengawas lapangan, hingga tenaga teknis untuk pemantauan. Semua itu memberi kontribusi nyata terhadap ekonomi lokal.
Menuju Tambang yang Lebih Hijau
Inisiatif penghijauan tambang emas di Banyuwangi menjadi bukti bahwa transformasi hijau di sektor pertambangan bukan hal mustahil. Dengan perencanaan matang, kolaborasi masyarakat, dan komitmen perusahaan, lahan bekas tambang dapat kembali menjadi ruang hidup yang produktif dan lestari.
Ke depan, PT Bumi Suksesindo berencana memperluas area rehabilitasi dan menambah jenis tanaman yang bernilai ekologis tinggi. Perusahaan juga akan terus melibatkan masyarakat dalam setiap tahap, agar keberhasilan penghijauan menjadi milik bersama.
Gunung Tumpang Pitu kini tak lagi hanya dikenal sebagai kawasan tambang emas, tetapi juga sebagai contoh nyata bahwa pertambangan bisa berdampingan dengan pelestarian lingkungan. Dengan semangat ini, Banyuwangi melangkah menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Cek Juga Artikel Dari Platform indosiar.site
