jelajahhijau.com PT Danantara Asset Management memiliki visi besar untuk memperkuat industri kimia nasional. Melalui pembangunan pabrik soda ash di Bontang, Kalimantan Timur, perusahaan ini ingin menciptakan tolok ukur baru bagi industri kimia hijau di Indonesia.
Menurut Bhimo Aryanto, Senior Director of Business Performance & Assets Optimization PT Danantara Asset Management, proyek ini bukan sekadar ekspansi bisnis. Tujuannya adalah membuktikan bahwa efisiensi, profit, dan keberlanjutan dapat berjalan berdampingan.
Bhimo menegaskan, pabrik soda ash adalah bagian dari strategi besar Danantara dalam memperkuat hilirisasi industri kimia. Proyek ini diharapkan menjadi bukti bahwa Indonesia mampu mengembangkan industri berkelanjutan yang ramah lingkungan dan memberikan nilai tambah besar bagi ekonomi nasional.
Langkah Menuju Kemandirian Industri Kimia
Pabrik soda ash ini dibangun oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui PT Pupuk Kaltim. Nilai investasinya mencapai Rp5 triliun dengan dukungan perbankan nasional. Pabrik ini dirancang menggunakan teknologi modern agar efisien dan ramah lingkungan.
Selama ini, seluruh kebutuhan soda ash nasional masih dipenuhi melalui impor. Komoditas ini menjadi bahan baku utama bagi banyak industri, seperti kaca, detergen, tekstil, pulp and paper, dan baterai kendaraan listrik.
Dengan berdirinya pabrik ini, Indonesia akan mampu memproduksi sendiri bahan kimia strategis tersebut. Ketergantungan terhadap impor dapat berkurang, sementara kapasitas produksi yang besar membuka peluang ekspor di masa depan.
Mendorong Hilirisasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Bhimo menjelaskan bahwa proyek ini juga mendukung program hilirisasi nasional. Danantara bersama Pupuk Indonesia dan Pupuk Kaltim ingin berkontribusi nyata dalam memperkuat rantai pasok industri.
Produksi soda ash di dalam negeri akan menciptakan nilai tambah ekonomi yang lebih besar. Dampaknya, penyerapan tenaga kerja meningkat dan kemampuan sumber daya manusia ikut berkembang. Proyek ini juga mendorong lahirnya sektor-sektor pendukung baru di sekitar kawasan industri.
Keberadaan pabrik ini diprediksi menjadi katalis bagi transformasi ekonomi Indonesia. Dengan kemandirian industri, daya saing nasional akan meningkat dan ketahanan ekonomi menjadi lebih kuat.
Komitmen terhadap Industri Hijau dan Berkelanjutan
Dalam skala global, isu keberlanjutan semakin penting. Danantara sadar bahwa masa depan industri harus selaras dengan lingkungan. Karena itu, perusahaan berkomitmen menjalankan produksi dengan teknologi hijau dan efisien energi.
Pabrik di Bontang akan menerapkan sistem pengelolaan limbah yang baik, efisiensi penggunaan energi, serta optimalisasi bahan baku. Semua proses diarahkan agar tetap menjaga keseimbangan lingkungan tanpa mengurangi produktivitas.
Bhimo menambahkan, langkah ini juga bagian dari dukungan terhadap agenda Asta Cita. Fokusnya adalah memperkuat hilirisasi dan mendorong kemandirian ekonomi. Proyek ini diharapkan memperluas lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar.
Investasi untuk Masa Depan Indonesia
Pabrik soda ash di Bontang bukan sekadar proyek bisnis. Ini adalah investasi jangka panjang bagi masa depan industri nasional. Melalui inovasi dan teknologi hijau, Danantara ingin menjadikan proyek ini simbol sinergi antara efisiensi, inovasi, dan tanggung jawab sosial.
Proyek ini juga akan memperkuat fondasi industri kimia Indonesia agar lebih mandiri. Dengan struktur ekonomi yang kuat, Indonesia bisa bersaing di pasar global tanpa bergantung pada impor bahan baku.
Danantara berharap, pabrik ini menjadi contoh nyata bahwa industri hijau dapat tumbuh dengan mengutamakan keseimbangan ekonomi dan lingkungan. Keberhasilan proyek ini akan menjadi pijakan penting menuju visi Indonesia Emas, di mana pembangunan berkelanjutan menjadi pilar utama kemajuan bangsa.tan menuju Indonesia Emas.

Cek Juga Artikel Dari Platform ketapangnews.web.id
