jelajahhijau.com Kawasan Batu Busuk di Kecamatan Pauh kembali menjadi sorotan setelah dilanda banjir dan longsor yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat setempat. Wilayah ini dikenal memiliki kontur perbukitan dan aliran sungai yang rentan terhadap perubahan kondisi lingkungan. Setiap kali curah hujan tinggi terjadi, risiko bencana menjadi ancaman nyata bagi warga yang bermukim di sekitarnya.
Kondisi tersebut mendorong perhatian berbagai pihak, termasuk anggota DPRD Kota Padang dari daerah pemilihan Pauh, Yusri Latif. Ia menilai bahwa penanganan pascabencana tidak boleh berhenti pada fase tanggap darurat semata, melainkan harus dilanjutkan dengan langkah mitigasi jangka panjang yang berkelanjutan.
Dorongan Reboisasi sebagai Solusi Jangka Panjang
Yusri Latif secara tegas mendorong Pemerintah Kota Padang untuk segera melakukan penghijauan atau reboisasi di kawasan Batu Busuk. Menurutnya, upaya tersebut merupakan langkah strategis untuk mengurangi risiko banjir dan longsor yang kerap terjadi di wilayah tersebut.
Penghijauan dinilai mampu memperkuat struktur tanah, meningkatkan daya serap air, serta menahan laju aliran permukaan saat hujan deras. Dengan vegetasi yang memadai, potensi longsor dapat ditekan dan debit air sungai bisa lebih terkendali.
Pengamatan Langsung di Lapangan
Dorongan tersebut bukan sekadar wacana. Yusri Latif mengaku berada langsung di lokasi bersama masyarakat setempat untuk melihat kondisi terkini pascabencana. Dari pengamatannya, ia menemukan bahwa beberapa titik di Batu Busuk mengalami kerusakan lingkungan yang cukup serius.
Vegetasi di sejumlah lereng terlihat menipis, sementara aliran air menggerus tanah di beberapa bagian. Kondisi ini memperbesar risiko bencana susulan jika tidak segera ditangani dengan pendekatan yang tepat dan berkelanjutan.
Mitigasi Bencana Tidak Bisa Instan
Menurut Yusri Latif, mitigasi bencana membutuhkan perencanaan matang dan komitmen jangka panjang. Pembangunan infrastruktur seperti tanggul dan saluran air memang penting, tetapi tidak akan efektif tanpa didukung oleh kondisi lingkungan yang sehat.
Reboisasi dipandang sebagai investasi lingkungan yang hasilnya mungkin tidak langsung terlihat, tetapi memberikan manfaat besar dalam jangka panjang. Oleh karena itu, ia mendorong agar program penghijauan menjadi bagian dari kebijakan prioritas pemerintah daerah.
Peran Pemerintah dan Kolaborasi Masyarakat
Yusri Latif menekankan bahwa upaya penghijauan tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada pemerintah. Perlu ada kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Partisipasi warga setempat sangat penting agar program yang dijalankan dapat berkelanjutan.
Masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana memiliki peran strategis dalam menjaga dan merawat lingkungan. Dengan melibatkan warga sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan, penghijauan dapat menjadi gerakan bersama, bukan sekadar proyek pemerintah.
Penghijauan dan Kesadaran Lingkungan
Selain sebagai langkah mitigasi bencana, penghijauan juga memiliki nilai edukatif. Program reboisasi dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan keseimbangan alam.
Yusri Latif berharap, melalui program ini, masyarakat semakin memahami bahwa kerusakan lingkungan memiliki dampak langsung terhadap keselamatan dan kualitas hidup. Kesadaran tersebut diharapkan mendorong perubahan perilaku, seperti tidak melakukan penebangan liar atau perusakan kawasan hijau.
Batu Busuk sebagai Kawasan Strategis
Kawasan Batu Busuk memiliki potensi besar sebagai wilayah penyangga lingkungan di Kota Padang. Selain berfungsi sebagai daerah resapan air, kawasan ini juga memiliki nilai ekologis yang penting. Oleh karena itu, menjaga kelestariannya menjadi tanggung jawab bersama.
Penghijauan yang dilakukan secara terencana dapat mengembalikan fungsi ekologis kawasan ini. Dengan demikian, Batu Busuk tidak hanya aman dari ancaman bencana, tetapi juga dapat memberikan manfaat lingkungan bagi wilayah sekitarnya.
Harapan terhadap Kebijakan Pemerintah Kota
Yusri Latif berharap Pemerintah Kota Padang dapat segera merespons dorongan tersebut dengan langkah konkret. Penyusunan program reboisasi yang terintegrasi dengan perencanaan tata ruang dan kebijakan mitigasi bencana menjadi hal yang sangat penting.
Ia juga mendorong agar program tersebut mendapatkan dukungan anggaran yang memadai dan pengawasan yang berkelanjutan. Tanpa komitmen kuat dari pemerintah, upaya penghijauan berisiko berhenti di tengah jalan.
Mitigasi Berbasis Alam sebagai Pilihan Rasional
Pendekatan mitigasi berbasis alam semakin diakui sebagai solusi efektif dalam menghadapi bencana. Dibandingkan dengan pendekatan struktural semata, solusi berbasis alam lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Reboisasi di kawasan Batu Busuk menjadi contoh nyata penerapan pendekatan tersebut. Dengan memanfaatkan fungsi alami vegetasi, risiko bencana dapat ditekan tanpa merusak keseimbangan ekosistem.
Kesimpulan
Dorongan Anggota DPRD Kota Padang Yusri Latif untuk melakukan penghijauan di kawasan Batu Busuk mencerminkan kebutuhan akan penanganan bencana yang lebih berkelanjutan. Reboisasi dipandang sebagai langkah strategis untuk mengurangi risiko banjir dan longsor di wilayah rawan.
Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, penghijauan tidak hanya menjadi solusi teknis, tetapi juga gerakan bersama untuk menjaga keselamatan dan kualitas lingkungan. Jika dijalankan secara konsisten, Batu Busuk berpotensi menjadi contoh kawasan yang tangguh terhadap bencana dan lestari bagi generasi mendatang.

Cek Juga Artikel Dari Platform dapurkuliner.com
