jelajahhijau.com PT Bhimasena Power Indonesia (BPI), pengelola PLTU Batang di Jawa Tengah, kembali mencetak prestasi. Perusahaan ini meraih Sertifikat Predikat Hijau dalam ajang Forum dan Apresiasi Penerapan Keselamatan Ketenagalistrikan yang digelar Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM.
Penghargaan tersebut menjadi bentuk pengakuan atas konsistensi BPI dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Ketenagalistrikan (SMK2) di PLTU Batang. Predikat Hijau juga menandai peningkatan kinerja signifikan setelah tahun sebelumnya perusahaan hanya memperoleh Predikat Biru.
Kenaikan peringkat ini menunjukkan komitmen kuat BPI untuk memperkuat budaya keselamatan dan menjaga keandalan pasokan listrik secara berkelanjutan.
Keselamatan Jadi Pilar Utama Operasi
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Tri Winarno, menegaskan bahwa keselamatan ketenagalistrikan adalah fondasi utama dalam menjaga keandalan pasokan energi nasional. Ia menyebut keselamatan tidak boleh dianggap sekadar kewajiban administratif, tetapi harus menjadi budaya yang melekat di seluruh sektor industri.
“Keselamatan ketenagalistrikan harus menjadi budaya kerja. Tanpa itu, sulit menjaga keandalan sistem tenaga listrik nasional,” ujarnya.
Tri juga memberikan apresiasi kepada PLTU Batang yang berhasil meningkatkan standar keselamatan dan efisiensi pengawasan di lingkungan pembangkit. Menurutnya, prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan lain untuk meningkatkan kesadaran terhadap safety culture dan environmental responsibility.
Penilaian Ketat dari Tim Ahli
Penilaian terhadap PLTU Batang dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari unsur pemerintah, akademisi, praktisi, dan industri. Mereka menilai berbagai aspek, seperti tata kelola keselamatan, kesiapsiagaan darurat, efektivitas pengawasan, serta sistem pengendalian risiko.
Dari hasil evaluasi, PLTU Batang dinilai unggul dalam menerapkan sistem keselamatan terpadu dan pengawasan internal yang disiplin. Pembangkit ini juga memiliki prosedur tanggap darurat yang jelas dan mampu menekan potensi gangguan operasional.
Selain itu, program pelatihan keselamatan rutin bagi seluruh karyawan menjadi nilai tambah. BPI memastikan setiap tenaga kerja memahami standar prosedur kerja aman dan siap menghadapi situasi darurat dengan cepat.
Apresiasi dari Manajemen BPI
Chief Technical Officer PT Bhimasena Power Indonesia, Masaru Yokobori, menyampaikan apresiasi atas penghargaan yang diterima. Ia menilai prestasi ini merupakan hasil kerja keras seluruh tim BPI dan mitra kerja yang selalu menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama.
“Predikat Hijau ini adalah bukti nyata dari dedikasi seluruh Ksatria Bhimasena. Kami akan terus memperkuat budaya keselamatan sebagai fondasi utama operasional yang efisien dan bertanggung jawab,” ujar Masaru.
Ia menegaskan bahwa keselamatan kerja, perlindungan lingkungan, dan keandalan pasokan listrik menjadi tiga pilar utama BPI. Seluruh proses operasional dijalankan sesuai prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan Environmental, Social, and Governance (ESG).
Inovasi dan Peningkatan Kompetensi
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, BPI berkomitmen meningkatkan kompetensi tenaga kerja dan memperkuat pengawasan berbasis teknologi. Melalui sistem digital monitoring, perusahaan dapat mendeteksi potensi risiko lebih awal dan melakukan langkah pencegahan secara cepat.
PLTU Batang juga memanfaatkan otomasi dan sistem kontrol pintar untuk memantau performa peralatan secara real time. Teknologi ini meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi risiko gangguan teknis.
Dengan pendekatan digital, PLTU Batang mampu menjaga kinerja pembangkit tetap optimal meski menghadapi berbagai tantangan seperti cuaca ekstrem atau fluktuasi permintaan listrik.
Komitmen Lingkungan dan Sosial
Selain aspek keselamatan, PLTU Batang juga aktif menjaga keseimbangan lingkungan. BPI menjalankan berbagai program pengelolaan limbah, efisiensi energi, serta penghijauan di sekitar kawasan pembangkit.
Perusahaan menanam ribuan pohon di area sekitar proyek sebagai bagian dari kampanye pelestarian alam. Upaya ini menjadi bukti komitmen BPI terhadap konsep green operation dan keberlanjutan jangka panjang.
BPI juga melibatkan masyarakat sekitar melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Program ini fokus pada pemberdayaan ekonomi, pendidikan lingkungan, dan peningkatan kesejahteraan warga sekitar.
Selain itu, BPI bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan desa binaan yang berorientasi pada energi bersih dan ekonomi hijau. Program ini tidak hanya memperkuat hubungan sosial, tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan di wilayah Batang.
Penguatan Budaya Spiritual dan Nilai Syariah
PLTU Batang juga dikenal dengan pendekatannya yang berlandaskan nilai spiritual dan etika kerja positif. BPI secara aktif membangun kesadaran akan pentingnya integritas, disiplin, dan tanggung jawab moral di lingkungan kerja.
Kegiatan pembinaan mental dan pelatihan etika profesional rutin dilakukan untuk memastikan setiap karyawan bekerja dengan semangat kolaboratif dan amanah. Pendekatan ini membuat BPI bukan hanya unggul dalam teknologi, tetapi juga dalam nilai kemanusiaan dan kepemimpinan moral.
Menuju Operasional Berkelanjutan
Dengan raihan Predikat Hijau, PLTU Batang bertekad mempertahankan standar tinggi dalam keselamatan dan keandalan pembangkit. BPI berencana terus memperbarui sistem keselamatan dan meningkatkan keterlibatan karyawan dalam pengawasan internal.
Masaru menegaskan bahwa BPI akan memperkuat kerja sama dengan mitra dan regulator untuk memastikan setiap pembaruan selaras dengan kebijakan nasional di bidang energi. “Kami ingin memastikan setiap langkah operasi mendukung keberlanjutan dan ketahanan energi nasional,” ujarnya.
Melalui pendekatan berbasis teknologi, kolaborasi, dan budaya keselamatan, BPI menargetkan PLTU Batang menjadi model pembangkit listrik berstandar hijau di Indonesia.
Penutup: Teladan bagi Industri Energi Nasional
Pencapaian PLTU Batang menjadi bukti nyata bahwa keselamatan dan keberlanjutan dapat berjalan seiring dengan efisiensi produksi. Predikat Hijau yang diraih bukan hanya simbol prestasi, tetapi juga tanggung jawab untuk terus menjaga kualitas dan integritas operasional.
Dengan sistem kerja yang aman, ramah lingkungan, serta berorientasi pada masa depan energi bersih, PLTU Batang siap menjadi contoh bagi pembangkit lain di Indonesia.
Kesuksesan ini menegaskan bahwa komitmen terhadap keselamatan bukan sekadar formalitas, melainkan kunci keberlanjutan industri ketenagalistrikan nasional.

Cek Juga Artikel Dari Platform 1reservoir.com
